Ini adalah kumpulan-kumpulan artikel dari berbagai sumber, sebagai arsip data oerlee

Kamis, 10 Desember 2009

Film Lumpur Lapindo Dirilis

Kamis, Desember 10, 2009 Posted by oerlee otodidac No comments
Masyarakat dunia, termasuk Indonesia, tidak lama lagi dapat menyaksikan sebuah film dokumenter tentang tragedi bencana lumpur Lapindo yang diberi judul Mud Max.

Film yang diproduksi oleh Immodicus SA dan Arizona State University School of Earth and Space Exploration itu diluncurkan, Jum`at (13/11) malam, di Scottsdale, Arizona.

Peluncuran yang berlangsung di Hotel Mondrian itu dilanjutkan dengan diskusi panel oleh beberapa ahli geologi tentang fenomena lumpur panas yang mulai menyembur di lahan eksplorasi minyak dan gas PT Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pada 29 Mei 2006 itu.

Mud Max

Kamis, Desember 10, 2009 Posted by oerlee otodidac No comments

Mud Max

Film Lapindo Di Rilis Oleh Negeri Paman Sam Untuk Dunia; Dokumenter Menarik....!

Hanya Berdurasi 47 Menit Berjudul Mud Max

Saatnya dunia berempati plus membuktikan simpati mereka terhadap kasus Lapindo yang masih tak berujung pangkal. Film menjadi apresiasi ampuh untuk menganalisa kembali

Jakarta, Kabarindo- Rilis ini baru saja dikutip tadi malam, Minggu (15/11) saat Indonesia bersiap menghadapi optimisme pembangunan jelang tahun baru 2010. Anda sebagai bagian dari Masyarakat dunia, termasuk Indonesia, tidak lama lagi dapat menyaksikan sebuah film dokumenter tentang tragedi bencana Lumpur Lapindo yang diberi judul Mud Max.

Film yang diproduksi oleh Immodicus SA dan Arizona State University School of Earth and Space Exploration itu diluncurkan pada akhir pekan lalu waktu setempat di Scottsdale, Arizona. Peluncuran yang berlangsung di Hotel Mondrian itu dilanjutkan dengan diskusi panel oleh beberapa ahli geologi tentang fenomena lumpur panas yang mulai menyembur di lahan eksplorasi minyak dan gas PT Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pada 29 Mei 2006 itu.

Mud Max mengungkap berbagai fakta menyangkut kasus tersebut dari segi keilmuwan, ekonomi, kemanusiaan, dan politik. Dalam Mud Max, dimunculkan pendapat bertentangan dari sejumlah ahli tentang penyebab munculnya lumpur, apakah kejadian alam atau kesalahan manusia.

Dalam diskusi panel, Juru Bicara Immodicus SA Avian Tumengkol, mengatakan film Mud Max tidak diarahkan untuk menentukan apakah semburan lumpur itu merupakan bencana alam atau akibat dari kesalahan manusia. "Film ini untuk memberi pemahaman, temuan-temuan dan pandangan-pandangan dari kedua pihak. Tujuan film ini adalah untuk memberi kesempatan kepada publik menentukan pemikiran dan pemahaman mereka sendiri untuk menyimpulkan mana yang benar," kata Avian.

Menurut Produser Eksekutif Mud Max Chris Fong, beberapa stasiun televisi asing telah menyatakan tertarik untuk memutar film berdurasi 47 menit itu.. "Metro TV di Indonesia juga menyatakan minatnya untuk menayangkan film ini," katanya. Kontroversi adalah faktor utama yang membuat Chris Fong tertarik memproduksi film soal kasus lumpur Lapindo. "Audience akan tertarik dengan kontroversi. Saya lihat isu ini ternyata lebih rumit dan unsur politisnya demikian kuat," ujar Chris.

Permasalahan yang demikian rumit sempat membuat ia sendiri kehilangan kesabaran. "Saya benar-benar hampir menyerah karena sulit sekali mendapatkan jawaban-jawaban," cetusnya.

Namun film tersebut akhirnya dapat diselesaikan setelah melewati berbagai riset selama satu tahun dan wawancara dengan berbagai sumber. Komentar dan keterangan dirangkum dari berbagai pihak, termasuk dari para korban dampak luapan lumpur, pemerintah daerah, pihak PT Lapindo Brantas, Walhi dan BP Migas.

Rabu, 09 Desember 2009

PENGENALAN THEODOLITE

Rabu, Desember 09, 2009 Posted by oerlee otodidac No comments
  • PENGERTIAN
Theodolite adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.
  • KONSTRUKSI THEODOLITE
Konstruksi instrument theodolite ini secara mendasar dibagimenjadi 3 bagian, lihat gambar di bawah ini :

Theodolit

Rabu, Desember 09, 2009 Posted by oerlee otodidac No comments

16.1 Pengertian
Theodolit merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut harisontal dan sudut vertikal, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis, membuat garis lurus dan sipat datar orde rendah.

16.2 Bagian Theodolit
Bagian-bagian yang penting dari alat theodolit:
�� Teropong yang dilengkapi dengan garis bidik
�� Lingkaran skala vertical
�� Sumbu mendatar
�� Indeks pembaca lingkaran skala tegak
�� Penyangga sumbu mendatar
�� Indeks pembaca lingkaran skala mendatar
�� Sumbu tegak
�� Lingkaran skala mendatar
�� Nivo kotak
�� Nivo tabung
�� Tribrach
�� Skrup kaki tribrach

Gambar 16.1 : Bagian-bagian Alat Teodolit

Gambar 16.2 : Macam-macam bentuk benang silang ( diapragma )

16.3 Pengelompokan Theodolit
�� Konstruksinya
�� Theodolit repetisi

Lingkaran skala mendatar dapat diatur mengelilingi sumbu tegak. Bila skrup pengunci lingkaran skala mendatar dibuka, maka tidak dapat dilakukan pengukuran sudut. Besarnya sudut yang dibentuk oleh garis bidik yang diarahkan ke dua buah target hanya dapat diukur kalau skrup pengunci lingkaran skala mendatarnya terkunci. Sebeb bila sekrup pengunci skala lingkaran mendatar tidak dikunci, maka pada saat diputar, piringan skala mendatar ikut berputar bersama-sama dengan indek pembaca lingkaran mendatar.

Keuntungannya adalah dimungkinkannya mengubah bacaan pada suatu arah garis bidik tertentu. Misal pada suatu arah garis bidik di A bacaan skala mendatarnya dibuat 0o, kemudian garis bidik diarahkan ke B, maka bacaan skala mendatar di B juga merupakan sudut APB

�� Theodolit reiterasi
Lingkaran skala mendatar theodolit menyatu dengan tribrach, sehingga lingkaran mendatar tidak dapat diputar. Akibatnya bacaan lingkaran mendatarnya untuk suatu target merupakan suatu bacaan arah. Jadi sudut yang dibentuk oleh garis bidik yang diarahkan kedua target adalah bacaan arah kedua dikurangi bacaan arah pertama.
�� Sistim pembacaan
�� Sistem dengan indeks garis
�� Sistem dengan nonius
�� Sistem dengan micrometer
�� Sistem koinsidensi
�� Sistem digital

Gambar 16.3. Pembacaan sudut dengan cara koinsidensi

�� Ketelitiannya
�� Teodolit presisi/teliti, misal Wild tipeT-3
�� Teodolit satu sekon, misal Wild tipe T2
�� Teodolit puluhan sekon , misal Shokisa tipe TM-20
�� Teodolit satu menit, misal Wild tipe T0

16.4 Syarat sebelum mengukur sudut
�� Sumbu tegak (sumbu-I) harus benar-benar tegak.
Bila sumbu tegak miring maka lingkaran skala mendatar tidak lagi mendatar. Hal ini berarti sudut yang diukur bukan merupakan sudut mendatar. Gelembung nivo yang terdapat pada lingkaran skala mendatar ditengah dan gelembung nivo akan tetap berada ditengah meskipun theodolit diputar mengelilingi sumbu tegak. Bila pada saat theodolit diputar mendatar dan gelembung nivo berubah posisi tidak ditengah lagi, maka berarti sumbu-I tidak vertical, ini disebabkan oleh kesalahan sistim sumbu yang tidak benar, atau dapat juga disebabkan oleh posisi nivo yang tidak benar.

�� Sumbu mendatar (sumbu-II) harus benar-benar mendatar
�� Garis bidik harus tegak lurus sumbu mendatar

Untuk memenuhi syarat kedua dan ketiga lakukan langkah-lankah sebagai berikut:
�� Gantungkan unting-unting pada dinding. Benang diusahakan agar tergantung bebas (tidak menyentuh dinding atau lantai)
�� Setelah sumbu tegak diatur sehingga benar-benar tegak, garis bidik diarahkan ke bagian atas benang. Kunci skrup pengunci sumbu tegak dan lingkaran skala mendatar.
�� Gerakkan garis bidik perlahan-lahan ke bawah
�� Bila sumbu mendatar tegak lurus dengan sumbu tegak dan garis bidik tegak lurus dengan sumbu mendatar maka garis bidik akan bergerak sepanjang benang unting-unting ( tidak menyimpang dari bidikan benang).
�� Tidak ada salah indeks pada skala lingkaran tegak.
�� Setelah syarat pertama, kedua dan ketiga dipenuhi maka arahkan garis bidik ketitik yang agak jauh.
�� Ketengahkan gelembung nivo lingkaran skala tegak
�� Baca lingkaran skala tegak, missal didapat bacaan sudut zenith z.
�� Putar teropong 1800 kemudian dikembalikan garis bidik ke titik yang sama
�� Periksa gelembung nivo lingkaran skala tegak, ketengahkan bila belum terletak di tengah
�� Baca lingkaran skala tegak, missal z’. Bila bacaan z’ = 360-z, maka salah indeks adalah 0
Apabila keempat syarat tidak terpenuhi maka diadakan pengaturan. Untuk mendapatkan sudut horizontal yang benar maka syarat pertama kedua dan ketiga harus benar-benar dipenuhi, sedangkan syarat keempat dipenuhi untuk mendapatkan sudut vertical yang benar.

16.5 Mengatur sumbu tegak
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatur sumbu tegak adalah sebagai berikut:
�� Usahakan agar nivo lingkaran mendatar sejajar dengan arah 2 skrup kaki tribrach.
�� Tengahkan posisi gelembung nivo dengan cara memutar kedua skrup kaki tribrach secara bersamaan dengan arah yang berlawanan.
�� Setelah keadaan gelembung nivo berada di tengah maka putar theodolit 90o. tengahkan posisi gelembung nivo dengan hanya memutar skrup kaki tribrach yang ketiga

�� Kemudian kembalikan ke kedudukan semula (sejajar skrup kaki tribrach 1 dan 2)
�� Tengahkan kembali posisi nivo apabila gelembung nivo belum berada ditengah.
�� Kemudian putar theodolit 180o , sehingga nivo berputar mengelilingi sumbu tegak dalam kedudukan nivo yang sejajar dengan skrup kaki kiap 1 dan 2.
�� Bila garis arah nivo tegak lurus dengan sumbu tegak, maka gelembung nivo akan tetap berada ditengah.

FUNGSI & BAGIAN – BAGIAN THEODOLITE

Rabu, Desember 09, 2009 Posted by oerlee otodidac No comments
BAGIAN – BAGIAN THEODOLITE

1. Pembantu Visir
2. Lensa Obyektif
3. Klem Sumbu II
4. Sumbu II
5. Nivo Teropong
6. Ronsel Lensa Tengah
7. Reflektor Sinar
8. Microskop Bacaan Lingkaran Horisontal A
9. Klem Horisontal
10. Skrup Penggerak Halus Alhidade Horisontal
11. Penggerak Halus Limbus
12. Skrup Penyetel ABC
13. Plat Dasaran / Tatakan
14. Kepala Statif
15. Kaki Statif
16. Penggantung Unting – unting
17. Baut Instrumen
18. Nivo Alhidade Horisontal
19. Skrup Koreksi Nivo Alhidade Horisontal
20. Mikroskop pemb. Lingkaran Horisontal B
21. Skrup Penggerak Halus Vertikal
22. Lensa Okuler
23. Ring Pelindung Diafragma
24. Mikroskop pemb. Lingkaran Vertikal
25. Tabung Sinar
26. Piringan Lingkaran Vertikal

FUNGSI BAGIAN – BAGIAN THEODOLITE


1. Pembantu Visir : Berfungsi untuk membantu pembidikan yaitu membantu mengarahkan teropong ke target , untuk membantu pembidikan secara kasar.
2. Lensa Obyektif : Berfungsi untuk menangkap bayangan obyek / target .Lensa positif yang memberikan bayangan nyata terbalik dan diperkecil
3. Klem Sumbu II : berfungsi untuk pengunci sumbu II
4. Sumbu II : Berfungsi sebagai poros perputaran teropong terhadap sumpu putar horizontal.
5. Nivo Teropong : Digunakan untuk membentuk garis bidik mendatar. Pada kebanyakan theodolite yang baru, nivo teropong sudah tidak ada lagi.
6. Ronsel Lensa Tengah : berfungsi menggerakkan limbus dengan perlahan pada saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan bidikan ke target).
7. Reflektor Sinar : berfungsi untuk menangkap cahaya dan memantulkannya ke mikroskop pembacaan lingkaran horisontal, sehinga bisa terbaca
8. Microskop Bacaan Lingkaran Horisontal A : berfungsi sebagai tempat pembacaan arah horizontal.
9. Klem Horisontal : berfungsi sebagai klem pembuka atau pengunci lingkaran horizontal.
10. Skrup Penggerak Halus Alhidade Horisontal : berfungsi menggerakkan teropong arah horisontal dengan perlahan pada saat klem horisontal dikunci
11. Penggerak Halus Limbus : berfungsi menggerakkan limbus dengan perlahan pada saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan bidikan ke target).
12. Skrup Penyetel ABC : berfungsi untuk menyeimbangkan nivo kota guna pembuatan sumbu I vertikal.
13. Plat Dasaran / Tatakan : sebagai plat penyangga seluruh bagian alat
14. Kepala Statif : merupakan bagian dari statif. Tempat dudukan pesawat Theodolite.
15. Kaki Statif : bagian dari statif. Alat yang digunakan untuk berdirinya pesawat Theodolite.Bagian bawahnya berbentuk lancip,berfungsi supaya kaki statif menancap ke tanah dengan kuat agar pesawat tidak jatuh.
16. Penggantung Unting – unting : Digunakan untuk memasang tali unting-unting.
17. Baut Instrumen : Pengencang antara pesawat theodolite dan statif
18. Nivo Alhidade Horisontal : digunakan untuk membuat sumbu I vertical secara halus, setelah dilakukan pendekatan dengan nivo kotak.
19. Skrup Koreksi Nivo Alhidade Horisontal : berfungsi menyeimbangkan nivo Alhidade horizontal.
20. Mikroskop pemb. Lingkaran Horisontal B : Mikroskop yang digunakan untuk membaca sudut lingkaran horisontal
21. Skrup Penggerak Halus Vertikal berfungsi menggerakkan teropong arah vertikal secara perlahan pada saat klem teropong dikunci.
22. Lensa Okuler : Lensa negatif sebagai lensa mata.
23. Ring Pelindung Diafragma : berfungsi sebagai pelindung diafragma
24. Mikroskop pembacaan Lingkaran Vertikal : tempat pembacaan Iingkaran vertikal.
25. Tabung Sinar : membantu menyinari Iingkaran vertikal
26. Piringan Lingkaran Vertikal : Adalah piringan dari metal atau kaca tempat skala lingkaran. Lingkaran ini berputar bersama teropong dan dilindungi oleh alhidade vertical.
BAGIAN – BAGIAN DARI THEODOLIT

Secara umum, konstruksi theodolit terbagi atas dua bagian :

1. Bagian atas, terdiri dari
o Teropong / Teleskope
o Nivo tabung dan Nivo kotak
o Sekrup Okuler dan Objektif
o Sekrup Gerak Vertikal
o Sekrup gerak horizontal
o Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal
o Sekrup pengunci teropong
o Sekrup pengunci sudut vertical
o Sekrup pengatur menit dan detik
o Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertikal

Teropong / telescope
digunakan untuk membidik atau mengamati benda yang jauh agar terlihat dekat,jelas dan besar.Teropong teodoli menggunakan prinsip Kepler, yaitu terdiri dari lensa positif sebagai lensa obyektif dan lensa negative sebagai lensa mata atau okuler,yang bertindak sebagai loupe.Lensa obyektif memberikan bayangan nyata terbalik dan diperkecil.Bayangan ini digunakan sebagai benda oleh lensa okuler untuk selanjutunya bayangannya menjadi diperbesar,dekat dan terbalik.

Nivo tabung dan Nivo kotak
Nivo teropong digunakan untuk membuat garis bidik mendatar.

Lingkaran skala tegak / vertical
Adalah piringan dari metal atau kaca tempat kaca tempat skala lingkaran.Lingkaran ini berputar bersama teropong dan dilindungi oleh alhidade vertical

Sumbu mendatar ( sb. II )
Adalah sumbu perputaran teropong yang disangga oleh dua tiang penyangga kiri dan kanan.

Klem teropong dan Penggerak Halus
Klem teropong digunakan untuk memmatikan gerakan teropong,sedangkan skrup penggerak hakus digunakan untuk gerakan halus

Alhidade Vertikal dan Nivo
Digunakan untuk melindungi piringan vertical dan nivo alhidade vertical digunakan untuk mengatur mikroskop pembacaan lingkaran vertical.

Visir kasar
Berfungsi untuk membidik obyek dengan cara kasar

Bagian atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar.

2. Bagian Tengah, terdiri dari
a) Penyangga bagian atas

b) Kaki penyangga sumbu II (sumbu mendatar)
Pada teodolit yang baru(optis) kaki penyangga sumbu mendatar berisi prisma-prisma pemantul sinar pembacaan lingkaran horizontal

c) Sekrup micrometer

d) Sumbu tegak ( sb. I )

e) Nivo(tabung) alhadide horizontal
Nivo alhadide horizontal digunakan untuk membuat sumbu I vertikal secara halus,setelah dilakukan pendekatan dengan nivo kotak.kadang-kadang nivo kotak juga berdekatan dengan nivo tabung,artinya terletak pada alhadide horizontal,namun ada pula yang berada pada tribach atau kiap.
f) Sekrup gerak horizontal

g) Piringan lingkaran horizontal
Merupakan tempat skala horizontal,terbuat dari metal dan kaca. Pada teodolit reoitisi lingkaran ini terpisah dari tribach dan dapat diatur kedudukannya, sedang pada teodolit reiterasi menjadi satu dengan tribach dan posisinya tetap.
h) Alhidade horizontal
Merupakan pemersatu dari kaki penyangga sumbu II dan pelindung lingkaran horizontal

i) Klem dan penggerak halus alhadide horizontal
Seperti halnya pada teropong,klem ini dipakai untuk mematikan gerakan sumbu I (sumbu tegak),dan gerakan halus dilakukan dengan memutar skrup penggerak halus alhadide horizontal

j) Klem dan Penggerak halus limbus
Klem dan penggerak halus limbus hanya ada pada teodolit repitisi(sumbu ganda),digunakan untuk mengatur kedudukan piringan horizontal.

k) Mikroskop pembacaan lingkaran horizontal
Pada alat yang baru(optical theodolite),mikroskop pembacaan lingkaran horizontalnya dijadikan satu dengan pembacaan lingkaran vertikal,dan untuk pembacaan yang lebih teliti,dilengkapi dengan skrup micrometer.
Bagian tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus. Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g.


3. Bagian Bawah terdiri dari

o Statif / Trifoot
o Tiga sekrup penyetel nivo kotak
o Unting – unting
o Sekrup repitisi
o Sekrup pengunci pesawat dengan statif


• SISTEM ATAU SUMBU POROS PADA THEODOLITE

Cinta Indonesia Cinta Anti Korupsi

Rabu, Desember 09, 2009 Posted by oerlee otodidac No comments
Gerakan Cinta Indonesia Cinta Komisi Pemberantasan Korupsi atau disingkat CICAK kemudian berubah menjadi Cinta Indonesia Cinta Anti Korupsi dengan singkatan tetap sama yaitu CICAK bermula dari Deklarasi CICAK – Cinta Indonesia Cinta KPK (bahasa Inggris: Declaration in Support of the Corruption Eradication Commission (KPK) pada tanggal 12 Juli 2009 bertempat di Tugu Proklamasi adalah sebuah koalisi dari organisasi-organisasi terdiri dari Indonesia Corruption Watch, Transparency International Indonesia, Lembaga Bantuan Hukum, Konsorsium Reformasi Hukum Nasional, Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia, Lembaga Bantuan Hukum, Pusat Kajian Antikorupsi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Kemitraan, Aliansi Jurnalis Independen dan kemudian diikuti oleh masyarakat perorangan.

Sejarah

Penggunaan kata cicak diciptakan oleh Susno Duadji saat melakukan wawancara khusus dengan majalah Tempo (Tempo edisi 6-12 Juli 2009}, Susno Duadji yang menjabat Kepala Badan Reserse Kriminal Polri dalam wawancara tersebut mengumpamakan Komisi Pemberantasan Korupsi bagaikan cicak yang berani-beraninya menyadap telepon polisi yang diistilahkan sebagai ”buaya” ucapan dalam wawancara itu berbunyi Cicak kok melawan buaya


Munculnya gerakan masyarakat
Pendirian CICAK yang saat itu bertepatan sedang adanya pembahasan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 012-016-019/PUU-IV/2006 yang memutuskan agar Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk segera menyusun secara tersendiri Undang Undang Pengadilan Tipikor selambat-lambatnya dalam waktu tiga tahun dan tenggat waktu jatuh pada 19 Desember 2009 oleh karena itu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah hasil pemilu tahun 2004 didesak harus segera menyelesaikannya dalam masa persidangan tahun 2009 karena Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masa bakti 2004 – 2009 akan berakhir pada tanggal 1 Oktober 2009 sedangkan nasib RUU Pengadilan Tipikor masih dalam bahasan oleh Panitia Khusus (Pansus) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang terdiri dari limapuluh anggota setelah pemilu 2009 anggota pansus yang tersisa menjadi duapuluh orang yang terpilih kembali melalui pemilu 2009 dengan masa sidang yang tersisa adalah dari 14 Agustus 2009 sampai dengan 30 September 2009 atau secara otomatis pengadilan tipikor bubar setelah 19 Desember 2009 karena ada anggapan berupa kekhawatiran bahwa Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah hasil pemilu tahun 2009 tidak cukup waktu untuk menyelesaikan pembahasan RUU Tipikor atau karena terdapat kemungkinan akan dapat dilakukan pembahasan ulang dari awal oleh para anggota pansus Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berasal dari hasil pemilu 2009 walaupun terdapat usulan dapat diselesaikan dengan dikeluarkan perppu oleh presiden.

Dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (RUU Tipikor) terjadi perdebatan antara Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengenai syarat filosofis perancangan undang-undang RUU Pengadilan Tipikor yang berlarut-larut dan tak kunjung selesai bahkan dalam masa persidangan tersebut malah muncul adanya wancana untuk pembubaran lembaga Pengadilan Tipikor sampai dengan pemisahan antara penyidikan dengan penuntutan dan bagi pelapor korupsi bisa ikut dipidana bahkan Indonesia Corruption Watch (ICW) melalui Koordinator Divisi Hukum ICW membuat press release mengenai poin-poin kekhawatiran atas pasal-pasal krusial yang justru mengancam pemberantasan korupsi dan kemudian bermunculan isu-isu mengenai adanya dugaan pelemahkan pemberantasan korupsi di Indonesia dalam hal ini kepada KPK Hendarman Supadji, Jaksa Agung memastikan bahwa persidangan kasus korupsi di daerah tetap akan dilakukan di pengadilan umum sebelum dibangunnya tujuh pengadilan korupsi di ibu kota provinsi yang mendapat tanggapan dari Tumpak Hatorangan Panggabean, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahwa UU Pengadilan Tipikor akan dapat menghambat proses peradilan korupsi disebabkan tidak semua perkara korupsi bisa di sidang di Jakarta Undang Undang Pengadilan Tipikor akhirnya disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tanggal 29 September 2009 pukul 16.30 WIB dengan beberapa pasal yang masih dinilai masih kontroversial bagi tindakan pemberantasan korupsi antara lain pada pasal 1 (4), pasal 26 (3) tentang Komposisi Hakim Pengadilan Tipikor, pasal 28 (1) tentang Penyadapan dan pasal 35 (4) tentang Pembentukan Pengadilan Tipikor.


Teks deklarasi
Deklarasi Cinta Indonesia Cinta KPK
Korupsi adalah kejahatan luar biasa yang telah merampas hak asasi rakyat Indonesia dan merendahkan martabat bangsa; KPK merupakan harapan utama rakyat untuk memberantas korupsi;

KPK telah menjadi ujung tombak yang efektif dalam memerangi korupsi yang mengakar di negeri ini. Namun, saat ini banyak pihak berusaha mematikan dan melemahkan KPK. Serangan terhadap KPK adalah serangan terhadap kita semua dan kehancuran KPK adalah kehancuran kita semua.

Karena itu, pada hari ini Minggu 12 Juli 2009. Kami, Gerakan Cinta Indonesia Cinta KPK: Bertekad mendukung serta mempertahankan KPK demi kelanjutan perang terhadap korupsi. Mengecam semua pihak yang ingin melemahkan dan mematikan KPK

Jakarta, 12 Juli 2009
CICAK
Cinta Indonesia Cinta KPK



Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tumbuhkan Sikap Antikorupsi Sejak Dini

Rabu, Desember 09, 2009 Posted by oerlee otodidac No comments

Hari ini, 9 Desember, adalah Hari Antikorupsi. Hari Antikorupsi diperingati oleh seluruh penduduk di muka bumi ini. Di Indonesia, peringatan Hari Antikorupsi dipusatkan di Silang Monas. Kabarnya, Presiden SBY akan hadir dan memberikan pidato pada acara peringatan Hari Antikorupsi tersebut.

Korupsi adalah permasalahan kita semua. Kegiatan kriminal yang merugikan keuangan negara — sehingga pasti merugikan masyarakat — itu terjadi di seluruh dunia. Di Indonesia, korupsi sudah terjadi hanya beberapa tahun sejak Indonesia merdeka. Pada tahun 1980-an kita pernah ingat di TVRI pada setiap akhir Berita Nasional pukul 19:00 WIB selalu ditayangkan wajah koruptor. Akan tetapi, ternyata korupsi tidak berhenti. Para koruptor yang merupakan jejaring kuat antara pengusaha, birokrat dan legislator tetap berjalan. Bahkan, pada era reformasi, korupsi tidak terhapus. Perjuangan para Aktivis 98 yang anti KKN (anti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), tidak pernah terwujud. DPR hasil pemilu di era reformasi ternyata juga korup. Birokrasi di era reformasi ternyata juga tetap korup!

Usaha bangsa ini untuk menghapuskan korupsi menuai harapan baru ketika pemerintah membentuk sebuah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Walaupun pada masa awal kerjanya KPK terkesan masih tebang pilih dan terkesan diintervensi, pada akhir-akhir ini KPK sudah semakin berani dan mandiri. KPK tidak dapat lagi dengan mudah dikendalikan oleh lembaga negara yang lain.

Sepak terjang KPK yang paling sering kita serap informasinya melalui media elektronik, media cetak maupun internet adalah upaya penindakan karus korupsi. Padahal, dalam upaya pemberantasan korupsi ini selain penindakan, juga ada upaya lain yang justru akan memberikan hasil yang lebih baik lagi, yaitu pencegahan korupsi. Dalam pemberantasan korupsi, menurut saya ada tiga hal yang perlu dilakukan, yaitu pencegahan, pengawasan, dan penindakan. Di antara ketiga hal tersebut, upaya yang paling murah tetapi diharapkan akan memberikan hasil paling baik adalah pencegahan. Apabila korupsi dapat dicegah sejak awal, maka tidak akan perlu ada kerugian negara yang terjadi, tidak perlu ada penyelidikan dan penyidikan perkara korupsi, dan tidak perlu ada pengadilan perkara korupsi.

Oleh karena itu, apabila kita benar-benar ingin negara ini bebas korupsi, maka kita harus mau terlibat dalam upaya pemberantasan korupsi. Pemberantasan korupsi bukan semata-mata tanggung jawab KPK melainkan tanggung jawab kita bersama. KPK hanyalah sebuah komisi yang dibentuk oleh negara secara formal untuk keperluan tersebut. Kita sebagai warga negara harus berperan sebagai subyek pemberantasan korupsi. Jangan mau menjadi obyek! Bisa-bisa, Anda nanti yang diciduk KPK karena ternyata Anda adalah obyek pemberantasan korupsi.

Apakah kita sebagai warga negara dapat berperan dalam upaya pemberantasan korupsi? Tentu saja bisa. Kita dapat berperan dalam setiap tahap pemberantasan korupsi mulai dari pencegahan, pengawasan dan penindakan. Pengawasan dapat dilakukan dengan ikut mengawasi pelaksanaan anggaran baik APBD maupun APBN. Peran kita dalam penindakan dapat diwujudkan dengan melaporkan kepada KPK apabila kita mengetahui adanya korupsi yang tengah atau telah dilakukan oleh pemerintah maupun rekanan pemerintah. Akan tetapi, dari semua itu, yang paling baik kita lakukan adalah melakukan upaya pencegahan korupsi. Untuk melakukan pencegahan korupsi, kita dapat melakukannya melalui diri sendiri. Tumbuhkan sikap antikorupsi dalam diri kita. Jangan mau melakukan korupsi walaupun itu korupsi yang sangat kecil. Setelah itu, tumbuhkan sikap antikorupsi kepada keluarga kita. Lalu, kembangkan ke tingkat yang lebih luas yaitu lingkungan sekitar kita.

Sikap antikorupsi harus dikembangkan sejak dini. Anak-anak kita sejak kecil harus kita didik untuk jujur dan bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Orang tua tidak boleh menyogok guru agar anaknya yang tidak naik kelas bisa naik kelas. Saya yakin bahwa tidak sedikit orang tua yang melakukan itu, menyogok guru agar anak-anaknya bisa naik kelas. Tindakan seperti itu memberikan contoh kepada anak bahwa uang dapat menyelesaikan segalanya. Sebuah tindakan yang sangat tidak terpuji yang dilakukan oleh orang tua dan langsung diserap ilmunya oleh anak-anak. Sangat disayangkan karena ilmu yang diserap itu adalah ilmu sogok-menyogok, ilmu korupsi.

Setelah masyarakat melaksanakan pendidikan antikorupsi secara informal, pemerintah harus melaksanakannya secara formal. Materi antikorupsi harus masuk ke dalam kurikulum pendidikan nasional mulai tingkat TK. Di tingkat TK, pendidikannnya adalah pelatihan sikap jujur. Di tingkat SD, materi antikorupsi dapat dikembangkan lagi. Begitu seterusnya sampai tingkat SMA. Dengan adanya materi antikorupsi pada pendidikan formal, saya yakin bahwa kegiatan sogok-menyogok yang biasa terjadi di sekolah akan dapat ditekan ke tingkat paling rendah. Murid yang paham bahwa korupsi itu perbuatan kriminal dan merugikan bangsa tentu tidak akan tinggal diam apabila melihat praktek sogok-menyogok yang terjadi di lingkungan sekolahnya.

Saya yakin bahwa korupsi sudah menjadi budaya kita. Di dalam diri kita ini telah melembaga budaya korupsi. Di dalam darah kita mengalir kebiasaan korupsi. Kita harus menghapus bidaya itu. Kita harus mengganti darah kita dengan darah baru yang antikorupsi. Marilah secara aktif menumbuhkan sikap antikorupsi sejak dini kepada anak-anak kita. Insya’ Allah, dengan mendidik anak-anak kita untuk antikorupsi, kita pun akan tergerak memberi contoh nyata perbuatan yang antikorupsi.

Semoga korupsi di negara kita dapat kita berantas bersama-sama!

moharifwidarto.com

Senin, 07 Desember 2009

Sejarah Theodolite

Senin, Desember 07, 2009 Posted by oerlee otodidac No comments
Sebelum ke theodolite, instrumen seperti geometris persegi dan berbagai kalangan lulus dan semicircles telah digunakan untuk memperoleh secara vertikal atau horisontal sudut pengukuran. Itu hanya soal waktu sebelum seseorang menempatkan dua pengukuran perangkat dalam satu instrumen yang dapat mengukur kedua sudut secara bersamaan. Gregorius Reisch menunjukkan sebuah instrumen dalam lampiran dari bukunya Margarita Philosophica, dia yang diterbitkan di dalam Strasburg 1512. ini dijelaskan dalam lampiran oleh Martin Waldseemüller, sebuah topographer Rhineland dan peta, yang menjadikan perangkat ini di tahun yang sama . Waldseemüller instrumen yang disebut-Nya polimetrum.

Pertama kemunculan kata "teodolit" ditemukan dalam survei buku J geometris praktek bernama Pantometria (1571) oleh Leonard Digges, yang telah diterbitkan anumerta oleh anaknya, Thomas Digges. etimologi dari kata tersebut tidak dikenal. Bagian pertama Baru latin theo-delitus mungkin berasal dari bahasa Yunani θεαομαι, "tiba-tiba ke atas atau cari perhatian", tetapi bagian kedua lebih banyak menimbulkan teka-teki dan sering dikaitkan dengan sebuah variasi δηλος tdk seperti seorang sarjana, yang berarti "jelas "atau" jelas ".

Ada beberapa kebingungan tentang instrumen yang nama pada awalnya diterapkan. Beberapa mengidentifikasi awal theodolite azimut sebagai instrumen saja, sedangkan yang lain sebagai menentukan altazimuth instrumen. Dalam Digges buku, nama "theodolit" dijelaskan alat untuk mengukur sudut horisontal saja. Dia juga dijelaskan alat yang diukur baik ketinggian dan azimut, dia yang disebut sebagai instrumen topographicall [sic]. Jadi nama awalnya hanya diterapkan ke azimut instrumen dan hanya kemudian menjadi terkait dengan instrumen altazimuth. 1728 membandingkannya dengan ensiklopedi "graphometer" menjadi "setengah theodolit". Bahkan sebagai sebagai akhir abad ke-19, dengan alat untuk mengukur sudut horisontal hanya disebut sederhana alat survey theodolit dan instrumen altazimuth, yang biasa teodolit.

Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod.

Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725.

Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri.

http://id.answers.yahoo.com

THEODOLIT TOPCON

Senin, Desember 07, 2009 Posted by oerlee otodidac No comments
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).

Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º.

Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk menguker ketinggian suatu bangunan bertingkat.


Pengenalan Theodolite Laser
Pengertian

theodolite adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan.
1.bagian bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus.
2.bagian tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus, cek info lainnya di jual lingerie. Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g.
3.bagian atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar.

Syarat – syarat theodolite

Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite (pada galon air) sehingga siap dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb :
1.sumbu kesatu benar – benar tegak / vertical.
2.sumbu kedua haarus benar – benar mendatar.
3.garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.
4.tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.


A. BAGIAN – BAGIAN DARI THEODOLIT

Secara umum, konstruksi theodolit terbagi atas dua bagian :

1. Bagian atas, terdiri dari :

o Teropong / Teleskope

o Nivo tabung

o Sekrup Okuler dan Objektif

o Sekrup Gerak Vertikal

o Sekrup gerak horizontal

o Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal

o Nivo kotak

o Sekrup pengunci teropong

o Sekrup pengunci sudut vertical

o Sekrup pengatur menit dan detik

o Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertikal

2. Bagian Bawah terdiri dari :

o Statif / Trifoot

o Tiga sekrup penyetel nivo kotak

o Unting – unting

o Sekrup repitisi

o Sekrup pengunci pesawat dengan statif

B. MACAM / JENIS THEODOLIT

Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu:

1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )

Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur.

Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem)

2. Theodolite Repitisi

Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapt diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak.

Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0º, dapat ditentukan kearah bdikan / target myang dikehendaki. Theodolit yang termasuk ke dakm jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51 (Zeiss)


1. Macam Theodolit menurut sistem bacaannya:

Ø Theodolite sistem baca dengan Indexs Garis

Ø Theodolite sistem baca dengan Nonius

Ø Theodolite sistem baca dengan Micrometer

Ø Theodolite sistem baca dengan Koinsidensi

Ø Theodolite sistem baca dengan Digital


2. Theodolit menurut skala ketelitian

Ø Theodolit Presisi (Type T3/ Wild)

Ø Theodolit Satu Sekon (Type T2 / Wild)

Ø Theodolit Spuluh Sekon (Type TM-10C / Sokkisha)

Ø Theodolit Satu Menit (Type T0 / Wild)

Ø Theodolit Sepuluh Menit ( Type DK-1 / Kern)


3. PERSYARATAN OPERASI THEODOLIT

o Sumbu ı harus tegak lurus dengan sumbu ıı (dengan menyetel nivo tabung dan nivo kotaknya).

o Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu ıı.

o Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan indeks skala tegak.

o Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu ıı.


4. CARA-CARA PENYETELAN THEODOLIT:

* Dirikan statif sesui dengan prosedur yang ditentukan.
* Pasang pesawat diatas kepala statif dengan mengikatkan landasan peawat dan sekrup pengunci di kepala statif.
* Stel nivo kotak dengan cara:

Ø Putarlah sekrup A,B secara bersama-sama hingga gelembung nivo bergeser kearah garis sekrup C. (lihat gambar a)

Ø Putarlah sekrup c ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ketengah (lihat gambar b)

Ø Setel nivo tabung dengan sekrup penyetel nivo tabung.

Bila penyetelan nivo tabung menggunakan tiga sekrup penyetel

(A,B,C), maka caranya adalah:

Ø Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup A,B (lihat gambar a)

Ø Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara bersama-sama, hingga gelembung nivo bergeser ke tengah (lihat gambar a)

Ø Putarlah teropong 90º ke arah garis sekrup C (lihat gambar b)

Ø Putar sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ketengah.

Ø Periksalah kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan nivo tabung dengan cara memutar teropong ke segala arah


5. CARA PEMBACAAN BAAK UKUR

Pada rambu ukur akan terlihat huruf E dan beberapa kotak kecil yang berwarna merah dan hitam. Setiap huruf E mempunyai jarak 5 cm dan setiap kotak kecil panjangnya 1cm.


6. LANGKAH PERHITUNGAN


7. PERHITUNGAN JARAK

v JIKA MEMAKAI SUDUT VERTIKAL (ZENITH) :

o Do = (BA-BB) x100 x sin V, jarak optis

o Do = (BA-BB) x 100 x sin2 V, jarak datar

v JIKA MEMAKAI SUDUT VERTIKAL (ELEVASI)

o Do = (BA-BB) x 100 x cos V, jarak optis

o Do = (BA-BB) x100 x cos2 V, jarakk datar


8. PERHITUNGAN BEDA TINGGI (∆H)

v Jika memakai sudut vertical (zenith) :

∆h = ta + dh – BT

tan V

v Jika memakai sudut vertical (elevasi) :

∆h = ta + (dh x tan V) – BT


9. PERHITUNGAN KETINGGIAN

TPx = TP1 + ∆h

TP1 adalah ketinggian di titik pesawat


http://theodolit.blogspot.com