Ini adalah kumpulan-kumpulan artikel dari berbagai sumber, sebagai arsip data oerlee

Kamis, 10 Desember 2009

Mud Max

Kamis, Desember 10, 2009 Posted by oerlee otodidac No comments

Mud Max

Film Lapindo Di Rilis Oleh Negeri Paman Sam Untuk Dunia; Dokumenter Menarik....!

Hanya Berdurasi 47 Menit Berjudul Mud Max

Saatnya dunia berempati plus membuktikan simpati mereka terhadap kasus Lapindo yang masih tak berujung pangkal. Film menjadi apresiasi ampuh untuk menganalisa kembali

Jakarta, Kabarindo- Rilis ini baru saja dikutip tadi malam, Minggu (15/11) saat Indonesia bersiap menghadapi optimisme pembangunan jelang tahun baru 2010. Anda sebagai bagian dari Masyarakat dunia, termasuk Indonesia, tidak lama lagi dapat menyaksikan sebuah film dokumenter tentang tragedi bencana Lumpur Lapindo yang diberi judul Mud Max.

Film yang diproduksi oleh Immodicus SA dan Arizona State University School of Earth and Space Exploration itu diluncurkan pada akhir pekan lalu waktu setempat di Scottsdale, Arizona. Peluncuran yang berlangsung di Hotel Mondrian itu dilanjutkan dengan diskusi panel oleh beberapa ahli geologi tentang fenomena lumpur panas yang mulai menyembur di lahan eksplorasi minyak dan gas PT Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pada 29 Mei 2006 itu.

Mud Max mengungkap berbagai fakta menyangkut kasus tersebut dari segi keilmuwan, ekonomi, kemanusiaan, dan politik. Dalam Mud Max, dimunculkan pendapat bertentangan dari sejumlah ahli tentang penyebab munculnya lumpur, apakah kejadian alam atau kesalahan manusia.

Dalam diskusi panel, Juru Bicara Immodicus SA Avian Tumengkol, mengatakan film Mud Max tidak diarahkan untuk menentukan apakah semburan lumpur itu merupakan bencana alam atau akibat dari kesalahan manusia. "Film ini untuk memberi pemahaman, temuan-temuan dan pandangan-pandangan dari kedua pihak. Tujuan film ini adalah untuk memberi kesempatan kepada publik menentukan pemikiran dan pemahaman mereka sendiri untuk menyimpulkan mana yang benar," kata Avian.

Menurut Produser Eksekutif Mud Max Chris Fong, beberapa stasiun televisi asing telah menyatakan tertarik untuk memutar film berdurasi 47 menit itu.. "Metro TV di Indonesia juga menyatakan minatnya untuk menayangkan film ini," katanya. Kontroversi adalah faktor utama yang membuat Chris Fong tertarik memproduksi film soal kasus lumpur Lapindo. "Audience akan tertarik dengan kontroversi. Saya lihat isu ini ternyata lebih rumit dan unsur politisnya demikian kuat," ujar Chris.

Permasalahan yang demikian rumit sempat membuat ia sendiri kehilangan kesabaran. "Saya benar-benar hampir menyerah karena sulit sekali mendapatkan jawaban-jawaban," cetusnya.

Namun film tersebut akhirnya dapat diselesaikan setelah melewati berbagai riset selama satu tahun dan wawancara dengan berbagai sumber. Komentar dan keterangan dirangkum dari berbagai pihak, termasuk dari para korban dampak luapan lumpur, pemerintah daerah, pihak PT Lapindo Brantas, Walhi dan BP Migas.

0 komentar:

Posting Komentar