Ini adalah kumpulan-kumpulan artikel dari berbagai sumber, sebagai arsip data oerlee

Kamis, 19 November 2009

Subscribe to RSS Feed Kiamat 2012 October 11, 2009 by resensi

Kamis, November 19, 2009 Posted by oerlee otodidac , No comments
Judul: The Mystery of 2012
Penulis : Gregg Braden, dkk
Penerbit : Ufuk Publishing House
Cetakan: I, Juni 2009
Tebal : 579 Halaman
——————–

DEMAM tahun 2012 telah melanda dunia. Tak terkecuali Indonesia. Tak ketinggalan pula para penulis mengulas fenomena 2012 tersebut. Walhasil, pelbagai buku menjelaskan 2012 ini dari pelbagai sudutnya.
Angka 2012 mendadak menggetarkan banyak orang. Hal ini bermula dari ramalan bangsa Maya yang meramalkan bahwa pada 21 Desember 2012 akan terjadi gangguan pada rotasi bumi. Pada waktu itu, tata surya, dengan matahari sebagai pusatnya, akan menutupi pemandangan pusat galaksi Bimasakti dari bumi. Ini terjadi setiap 26.000 tahun sekali.

Bangsa Maya adalah bangsa yang pernah ada di Amerika Tengah dan Meksiko. Dalam sejarahnya, bangsa ini pernah mengalami peradabannya. Salah satu buktinya adalah, tanpa teleskop dan mesin hitung, mereka bisa menyusun kalender melalui pengamatan benda langit dengan mata telanjang yang disusun secara sistematis. Suku Maya yang diketahui primitif, namun memiliki pengetahuan astronomi yang maju. Mereka memiliki sistem kalender sendiri dengan siklus 260 hari setahun yang dikenal tzolkin (baca = zolkeen) yang terdiri atas 13 angka dan 20 tanda hari.

Nah, Kalender bangsa Maya tersebut hitungannya berakhir pada 2012. Hitungan tersebut bukan hanya ramalan Suku Maya Kuno belaka, tapi berdasarkan fakta yang logis secara hitungan kosmis dan siklus penanggalan mereka. Para ilmuwan pun berhasil membuktikannya. Tidak berhenti di situ saja, sistem penanggalan peradaban kuno Cina, India, dan Persia juga menunjukkan sesuatu yang besar akan terjadi di seputar tahun dan tanggal tersebut.

Salah satu buku yang menjelaskan ihwal “kiamat” 2012 adalah The Mystery of 2012. Melalui buku ini, pembaca akan diberikan pemahaman yang lengkap bagaimana Suku Maya menetapkan kalender waktu dan prediksi apa yang akan terjadi sebelum dan setelah 2012. Tidak hanya itu, buku setebal 579 halaman ini menyajikan analisis dari prediksi 23 ahli tentang fenomena Kalender Maya tersebut. Para ahli dalam buku ini memberikan penjelasan logis yang mendasarkan tulisannya dari penelitian situs langsung, wawancara dan wacana keilmuan yang bersifat empiris.

Ervin Laszlo, Peneliti dan Kepala Evolution Research Group, misalnya, mengakui kebenaran siklus akhir kalender Maya. Bahwa pada saat itu terjadi “titik kekacauan” dalam kehidupan manusia. Bisa jadi “titik kekecauan” ini sebagai gejala akhir dunia. Hanya saja, dia menganalisis “titik kekacauan” itu bukan berarti sebagai waktu terjadinya hari akhir. Siklus itu hanya menandai terjadinya akhir hari dan masih ada hari berikutnya yang baru. Setelah 2012 akan ada masa yang lebih baik lagi bagi manusia.

Sedang menurut Greg Braden, ahli sistem komputer untuk ruang angkasa yang menjembatani ilmu pengetahuan dan spiritualitas, sekaligus ketua tim investigasi untuk buku ini, bahwa 2012 akan membawa pembalikan kutub magnetik bumi. Kemagnetan planet akan membalik dan titik atau badai matahari akan jadi tanda bagi perubahan mendatang. Dia menarik dari bukti fisik, teori kuantum, dan kecenderungan sejarah untuk mengukur kemungkinan destruksi masif atau kemunculan realitas baru yang memberdayakan pada 2012. Dia juga menyatakan bahwa yang terpenting bukan apa yang akan terjadi, tetapi bagaimana potensi kolektif muncul dari pemahaman holistik dan kesadaran tentang siapa diri kita di tengah Semesta Raya.

Peter Russel mempunyai sudut pandang lain lagi. Dia lebih banyak bercerita tentang perubahan di tahun 2012 sebagai dampak evolusi yang berakselerasi. Hal yang lebih penting dari fenomena 2012 ini, menurut Russel, adalah sebagai permulaan zaman kearifan ketimbang menamai fenomena 2012 sebagai kiamat. Tiap fase baru dalam inteligensi yang berkembang berlangsung dalam pecahan waktu dari fase sebelumnya sehingga kita dapat mengharapkan permulaan Zaman Kearifan yang berlangsung selama berpuluh-puluh tahun yang akan berpijak di Zaman Informasi. Hal itu memungkinkan akan ada transformasi menuju spesies baru.

Dengan adanya multi tafsir mengenai fenomena 2012, kita sebenarnya diajak berpikir untuk memaknai pula fenomena tersebut, dengan pelbagai macam pemaknaan. Boleh jadi kita memahami hal itu sebagai ramalan yang terlalu dilebih-lebihkan karena memang kejadian pada tahun itu adalah sesuatu yang sunnatullah (hukum alam), namun boleh pula kita melihat dari sisi spiritualitas bahwa sudah saatnya manusia sungguh-sungguh introspeksi diri sembari melakukan perbaikan diri, untuk sesama maupun untuk alam sekitar.

Pada akhirnya, buku ini paling tidak memberi wawasan akan fenomena alam dan (lebih penting lagi) membuka kesadaran kita untuk hidup lebih sungguh-sungguh dalam menjaga alam sekitar kita.***

0 komentar:

Posting Komentar